Workshop Art Therapy “PalliARTive” dan Training of Facilitator PalliARTive

Kreativitas menjadi alat pemulihan yang kuat. Lewat seni lukis, origami, sulam, dan berbagai ekspresi lainnya, pasien kanker dapat diberi ruang untuk menyalurkan emosi positif. WorkshopArt Therapy  bersama Mr. Calvin Pang, MA, AThR dan dr. Venita Eng, M.Sc., CT dengan judul PalliARTive – Palliation Art and Creativity dilaksanakan secara offline bertempat di RSUP Prof. Ngoerah Denpasar pada Kamis, 23 Januari 2025, Pukul 09.00 – 11.00 WITA yang mengundang para pasien, survivor serta tenaga kesehatan yang turut merawat pasien-pasien kanker. Acara ini disambut sangat antusias oleh para peserta yang hadir. Dengan media seni berupa kegiatan menggambar / melukis serta mewarnai, para peserta workshop diajak untuk dapat menyalurkan perasaan dan emosi positif yang berhubungan dengan perjalanan pengobatan kanker mereka. Kegiatan ini kedepannya diharapkan dapat terus dikembangkan dan bermanfaat sebagai salah satu usaha dalam upaya penyembuhan pasien kanker.

Acara Pelatihan Training of Facilitator PalliARTive  bertujuan untuk membekali peserta  dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mendukung pasien kanker serta penyintas kanker dalam menghadapi tantangan emosional dan psikologis yang dialami melalui seni. Dalam pelatihan ini, peserta mempelajari teknik-teknik terapi seni serta pendekatan paliatif yang efektif. Selain itu, peserta juga diajarkan cara memfasilitasi sesi-sesi yang mendukung ekspresi diri dan pengolahan perasaan pasien.Pelatihan ini mencakup aspek etika, komunikasi, dan pengembangan diri sebagai fasilitator, sehingga peserta siap untuk memberikan dukungan terbaik kepada pasien dan keluarga mereka dalam proses penerimaan dan terapi kanker. Sehingga diharapkan pasien dapat mengekspresikan diri lebih baik, dan memperbaiki kualitas hidup mereka. Dengan narasumber Mr. Calvin Pang, MA, AThR dan dr. Venita Eng, M.Sc., CT, acara dilaksanakan secara online melalui Zoom pada tanggal 24 Januari 2025 pukul 09.00-11.00 WIB. Setelah para fasilitator mendapatkan cara dan pelatihan dari PORI maka diharapkan para fasilitator tersebut dapat untuk menerapkan kembali aktivitas tersebut di rumah sakit atau tempat mereka bekerja.